Sesaat seseduh kopi dihidangkan, bibir mencoba menyeruput air kopi Toraja yang pahit seharga tiga ribu rupiah, yang seakan tertanam dalam benak merupakan kegalauan dalam kehidupan seloroh dengki dan caci kendali. Namun itu bukan inti sari dari kopi yang kurasakan dan kunikmati, tetapi makna dalam secangkir kopi yang dibuat penuh dengan keuletan dan kerja keras para petani kopi.
Ditemani rokok sigaret kretek buatan petani lokal wonosobo menjadi pelengkap yang khas di warung kopi. Suasana remang-remang dan sayup terpaan angin dimuka membelai lantunan ritme jantung yang berdebar karena racun kafein dan nikotin yang mulai mencoba menusuk. Lantunan irama lagu Jazz memecah kekosongan pikiran di saat menanti kedatangan kawan lama yang tak kunjung tiba. Yah, beginilah hidup selalu menunggu dan menunggu kedatangan suatu yang kita tunggu sesering kita berharap yang sesuai dengan yang kita inginkan.
Dinginnya angin malam mulai memecah kehangatan rasa sari kopi Toraja, sedikit demi sedikit mengkebiri rasa nikmat yang kurasakan. Di benak aku mulai berpikir tentang dirinya yang mempesona hati dan perasaan bagai nikmat kopi ini. Diriku mulai terbuai pada lamunan indah seorang yang sedang merasakan arti tresno itu. Lamunan itu terpecah saat kawan lama menghampiriku, dan dimulailah percakapan panjang yang tak jelas arahnya.
Memulai linux dari dasar (2)
14 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar